Sendiri di rumah sakit

Sendiri di rumah sakit

sendiri di rumah sakit

Ketika Sakit Menjadi Ujian, dan Halal Menjadi Penenang: Pengalaman Kendiri di Rumah Sakit

Tidak ada yang pernah berharap untuk dirawat di rumah sakit. Suasana yang asing, bau antiseptik yang menusuk, dan rutinitas medis yang tak terhindarkan seringkali menimbulkan kecemasan. Namun, sebagai seorang Muslim yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip Halal, pengalaman saya baru-baru ini di rumah sakit justru menjadi sebuah perjalanan yang mengajarkan ketenangan dan keyakinan, bukan hanya dalam kesembuhan fisik, tetapi juga spiritual.

Begitu saya tahu harus dirawat inap, pikiran pertama saya bukan hanya tentang diagnosis, melainkan juga tentang bagaimana saya bisa tetap menjalankan syariat Islam di lingkungan yang serba terbatas ini. Pertanyaan tentang makanan, shalat, dan bahkan privasi menjadi prioritas.

Aspek pertama yang langsung terlintas adalah makanan. Di luar, saya terbiasa memilih makanan yang jelas kehalalannya. Di rumah sakit, saya bertanya kepada perawat tentang menu makanan yang disajikan. Alhamdulillah, rumah sakit tempat saya dirawat memiliki kebijakan makanan Halal bagi pasien Muslim. Setiap porsi makanan yang datang selalu disertai label "Halal" dan disajikan dengan bersih. Ini memberikan ketenangan luar biasa, karena saya tahu nutrisi yang masuk ke tubuh saya untuk proses penyembuhan berasal dari sumber yang baik dan sesuai syariat. Makanan yang tayyib (baik dan bersih) adalah bagian tak terpisahkan dari kesehatan holistik.

Selanjutnya adalah ibadah shalat. Terbaring lemah dengan infus yang terpasang, gerakan menjadi terbatas. Namun, ini tidak menjadi penghalang. Saya bertanya arah kiblat kepada perawat, yang dengan sigap menunjukkan. Meskipun tidak bisa berdiri sempurna, saya menunaikan shalat dengan duduk atau berbaring, sesuai kemampuan. Wudu bisa diganti dengan tayammum jika air sulit dijangkau atau kondisi fisik tidak memungkinkan. Suara azan dari aplikasi di ponsel menjadi pengingat waktu, dan setiap sujud, meskipun hanya dalam hati, terasa begitu menenangkan. Di momen-momen paling rentan itu, shalat menjadi jangkar yang menguatkan jiwa.

Aspek lain yang penting adalah privasi dan kebersihan. Dalam Islam, menjaga aurat adalah kewajiban. Selama pemeriksaan atau tindakan medis, perawat dan dokter menunjukkan profesionalisme yang tinggi, selalu berusaha menjaga privasi pasien semaksimal mungkin. Bagi pasien wanita, keberadaan perawat wanita sangat membantu dalam menjaga kenyamanan dan rasa aman. Kebersihan kamar dan fasilitas kamar mandi juga terjaga, memungkinkan saya untuk tetap menjaga kesucian diri, yang merupakan bagian integral dari taharah dalam Islam.

Pengalaman di rumah sakit mengajarkan saya bahwa prinsip Halal bukan hanya tentang apa yang boleh dan tidak boleh, tetapi juga tentang cara hidup yang membawa kedamaian dan keberkahan. Ketika fisik saya diuji, keyakinan pada nilai-nilai Islam justru menguatkan. Rumah sakit bukan lagi tempat yang menakutkan, melainkan sebuah ruang di mana saya bisa terus beribadah, menjaga diri, dan mendekatkan diri kepada Allah, bahkan dalam kondisi paling sulit sekalipun. Ini adalah bukti bahwa Islam adalah agama yang sempurna, yang memberikan panduan komprehensif untuk setiap aspek kehidupan, termasuk saat kita diuji dengan sakit.

sendiri di rumah sakit

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *